Kematiandalam Pandangan Katolik Tulisan Lepas Rm. Elisa Maria, CSE Teaser: Kami diciptakan untuk-Mu ya Tuhan, jiwa kami belum tenang sebelum beristirahat pada-Mu. Ungkapan ini keluar dari lubuk hati seorang makhluk ciptaan Allah yang begitu rindu untuk bersatu dengan Allah Sang Pencipta. Itulah Santo Agustinus, seorang Bapak dan Pujangga Gereja yang
95% found this document useful 22 votes7K views79 pagesDescriptionbahan khotbahOriginal Title207958547 29 Bahan Khotbah Ibadah Kematian Dan PenghiburanCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?95% found this document useful 22 votes7K views79 pages29 Bahan Khotbah Ibadah Kematian Dan PenghiburanOriginal Title207958547 29 Bahan Khotbah Ibadah Kematian Dan PenghiburanJump to Page You are on page 1of 79 You're Reading a Free Preview Pages 8 to 21 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Page 28 is not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 33 to 59 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 64 to 65 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 73 to 78 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Hadirinjamaah Jumat rahimakumullah, Mungkin dari kita semua ada yang menyadari bahwa Jumat ini tanggal 12 November adalah bertepatan dengan peringatan Hari Ayah Nasional. Karenanya, khotbah Jumat kali ini akan membahas bagaimana kita seorang laki-laki yang apabila sudah menikah dan memiliki anak akan menjadi ayah, seperti apa teladan yang bisa
Rumah bukan sekedar bangunan tempat tinggal. Bukan sekedar tempat bernaung dari panas dan hujan. Bagi sebuah keluarga, rumah adalah tempat yang istimewa. Rumah menjadi tempat ternyaman setelah seharian menguras banyak energi bekerja di kantor. Rumah menjadi tempat di mana cinta bersemi, tumbuh dan mekar diantara anggota keluarga. Bagi seorang anak, rumah orang tua adalah tempat penuh kasih sayang. Sehingga sejauh apapun seorang anak pergi, rumah orang tua selalu menjadi tempat yang dirindukan. Rumah menjadi tempat di mana hati dan cinta kita berada. Itu sebabnya ada ungkapan Home sweet home. Bagian pembacaan kita, Yohanes 141-3 merupakan kelanjutan percakapan Yesus dengan murid-murid-Nya setelah Perjamuan Malam. Yesus meneguhkan hati para murid. “Janganlah gelisah hatimu”. Yesus memberi jaminan kekal “di rumah BapaKu banyak tempat tinggal, Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu”. Saudaraku, kata rumah yang dipakai adalah kata Yunani Monai, Mone tempat yang abadi, selamanya bukan sementara. Juga menunjuk pada sebuah keadaan “selamanya atau abadi bersama Tuhan”. Pernyataan Yesus tentang rumah baik sebagai tempat abadi ataupun keadaan kekal sungguh menghibur hati para murid yang sedang gentar dan gelisah saat salib Golgota dan kematian semakin dekat. Yesus menyadarkan para murid juga kita bahwa kematian bukanlah akhir segala sesuatu. Dari apa yang terbatas dan fana di dunia, masih ada yang mulia dan kekal yaitu Kristus yang berkuasa. Kita hanya perlu percaya. Janganlah gelisah tapi percaya meskipun kematian membawa dukacita. Jangan menjadi putus asa apalagi berpaling dari iman. Yesus menyertai kita dengan Roh Kudus yang menajdi penolong dan penghibur supaya kita menghadapi kematian orang terkasih kita dengan rela dan dengan rendah hati. Rela karena anak kekasih kita ini adalah milik Tuhan. Ia kembali kepada pemiliknya. Rendah hati karena hanya kehendak dan rencana Tuhan saja yang dapat menentukan batas kehidupan seseorang. Yang memberi nafas adalah Tuhan, dan yang mengambil juga adalah Tuhan Tuhan. Jadi bukan suanggi atau sesuatu yang lain. Yesus juga memberi janji bahwa kelak setiap orang percaya akan bertemu dengan-Nya dalam rumah Bapa. Inilah yang menjadi penghiburan bagi keluarga juga kita semua. Hari ini kita diperhadapkan dengan saat kematian Anak, Cucu, Saudara, ponakan, murid, teman sekolah, teman sekolah minggu dan sahabat kita. Kehilangan orang yang sangat kita sayangi memang bukan hal yang mudah untuk diterima. Kita merasa belum siap ketika almarhumah mendahului kita dalam usia yang masih muda. Dia masih sekolah, dia mestinya mengejar cita – citanya. Kita terkejut dan kaget karena almarhumah tidak menderita sakit yang lama. Keluarga berupaya karena mengharapkan ia sembuh. Tapi Tuhan menghendaki yang lain. Tuhan memanggilnya dari tengah – tengah cinta kedua orang tua dan kakak beradik serta keluarga besar bahkan dari kehidupan kita semua. Tuhan memanggilnya pulang ke rumah Bapa di Sorga. Hari ini kita akan melepaskan jenazahnya dari rumah duka ini dan memakamkannya. Kita mengimani, ia bersama dengan Kristus dalam “Rumah Bapa” yang kekal. Saat kita diliputi oleh dukacita mendalam karena kehilangan kita dihiburkan bahwa anak kekasih kita, menemukan kedamaian yang sejati dalam rumah Bapa. Rumah yang tidak terbuat dari pasir dan tanah sehingga menjadi rapuh dan fana, melainkan rumah yang dipenuhi kebenaran, kemuliaan dan cinta Allah. Ia tidak ada lagi dalam rumah keluarga orang tuanya tapi kebersamaan dengannya tetap dikenang sepanjang masa. Kita justru bersyukur Tuhan menghadirkannya dalam kehidupan keluarga ini. Nasihat Firman Tuhan ini, bukan hanya tentang kematian tapi juga kehidupan. Bukan hanya meneguhkan hati untuk menghadapi kematian, tetapi juga untuk menjalani kehidupan. Bukan saja soal di Sorga nanti tapi juga soal sekarang, ketika kita sedang menjalani hidup yang hanya sementara saja di dunia ini. Yesus mengingatkan para murid dan kita sekalian bahwa untuk menikmati kehidupan kekal dalam rumah Bapa di Sorga maka kita harus mengikut Yesus. Kita mesti tinggal di dalam Yesus. Karena hanya ada satu jalan kebenaran dan hidup yaitu Yesus. Kita tidak masuk rumah Bapa karena kebenaran kita. Dan tidak ada sesuatu di dunia ini yang bisa menjadi jaminan bagi kita untuk berada di Rumah Bapa. Jabatan, kekayaan, gelar, atau hal apapun di dunia ini, tidak bisa menjadi jamin. Kita dapat menikmati kehidupan kekal itu hanya karena anugerah Tuhan. Karena itu jangan hidup diluar anugerah Tuhan. Hargai dan jalani kehidupan ini di dalam Yesus. Jika kita ingin berjumpa Sang Bapa, maka hiduplah pada Jalan Kristus, bukan jalan kita masing – masing. Peganglah janji Firman Tuhan dan jaminan penyertaaan Tuhan. Tuhan tetap menyertai, menghibur dan melindungi. Anak kekasih kita telah pergi mendahului kita ke rumah Bapa tapi di dalam rumah keluarga ini dan rumah kita masing – masing, cinta Tuhan tetap ada. Tuhan memberkati kita dengan FirmanNya. Selamat Jalan sahabat dan kekasih kita. selamat berjumpa di Rumah Bapa yang kekal. Amin.
Biasanya kalau menggunakan Mazm 90:12, kita akan menemukan khotbah atau renungan dengan judul-judul seperti: Menjalani Hidup Yang Bijaksana, Menghitung Hari Dengan Bijak atau Hati Yang Bijaksana.
Renungan Penghiburan DukacitaSyalom saudaraku yang terkasih dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat datang di blog pribadi saya yaitu " Kali ini saya membahas sebuah Renungan Penghiburan Dukacita. Tujuan saya berbagi berkat firman Allah ini agar sobatku yang sedang mengalami dukacita karena hilangnya orang dikasihi bisa dihibur kembali melalui renungan setiap kita tidak menginginkan ada kematian sebab kematian adalah peristiwa yang menyedihkan. Dimana kematian adalah suatu peristiwa yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia, sebab manusia tidak ada yang kekal dan tidak ada yang abadi. Kematian adalah suatu pengalaman yang sulit diatasi setiap manusia karena kematian itu tidak menentukan usia seseorang. Karena kematian merupakan suatu peristiwa yang fakta yang tidak bisa dihindari oleh manusia. Dan kematian selalu ada kaitannya dengan perpisahan dengan keluarga, teman, sahabat atau orang yang dicintai. Perpisahan itu menyakitkan dan sulit untuk diterima oleh setiap atau tidak sadar, kematian itu adalah sesuatu keharusan yang akan dialami setiap manusia. Kematian datang sendiri tanpa harus diundang. Sebab kematian tidak mengenal status seorang, misalkan ia adalah orang kaya, miskin, orang suci atau orang kudus. Bahkan orang paling kuatpun di dunia ini, ia tidak bisa menghindar dari kematian. Dan kematian adalah suatu perpindahan roh dari tubuh ke alam roh yang tidak kelihatan. Bila dilihat dalam Alkitab dimulai dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru tidak ada manusia yang abadi. Setiap manusia pasti mengalami kematian yang tidak bisa dihindari, kecuali Henokh dan Elia. Sebab semakin berlanjutnya usia manusia dan telah menuju usia dewasa, maka tubuh itu bukan semakin kuat melainkan semakin lemah dan tidak berfungsi lagi. Sehingga mengakibatkan perpisahan tubuh dan jiwa, tubuh itu kembali ke tanah dan roh kembali kepada Allah. Hal ini dapat dilihat dalam Alkitab mengenai kisah Daud ketika ia telah tua dan lanjut umurnya. Daud bukan makin kuat melainkan tubuhnya semakin lemah. Alkitab mencatat bahwa Daud selalu diselimuti namun badannya tetap dingin 1 Melalui Renungan Penghiburan Dukacita Kristen ini saya menyampaikan beberapa hal yaitu sebagai berikut iniPertama, Kematian bukan akhir dari segalanya. Ketikan seseorang itu meninggal dunia merupakan tahap awal menuju kehidupan yang baru yang berbeda dari sebelumnya. Dari dunia nyata atau fisik berpindah ke dunia Orang yang meninggal di dalam Kristus adalah ada sukacita yang luar biasa karena Firman Tuhan berkata dalam 1 Tesalonika 414 "Karena jikau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus Kristus akan di kumpulkan bersama-sama dengan Dia".Ketiga, Tempat orang-orang percaya kepada Kristus saat ini yaitu di Firdaus. Pengertian dari kata Firdaus adalah taman surga, sebab kata Firdaus berasal dari kata Persial yang diartikan sebagai taman kerajaan. Ayat Firman Tuhan yang mengatakan orang Kristen yang meninggal berada di Firdaus yaitu Lukas 2343 "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus". Artinya ketika seseorang itu meninggal dunia seketika itu juga ia berada di Firdaus bersama-sama dengan Kristus. Keempat, Setelah masa Perhentian tempat perhentian ada kebangkitan orang-orang percaya. Sebagaimana yang di sampaikan Paulus dari 1 Korintus 15 yaitu orang-orang yang mati di dalam Kristus akan dibangkitkan kembali untuk menggunakan tubuh yang mulia sama seperti tubuh Kristus yang mulia yaitu kekal dan tidak berbuat dosa melalui Renungan Penghiburan Dukacita ini saya sampaikan kepada anda, BERSUKACITALAH sebab kematian bukan akhir kehidupan melainkan awal menuju kehidupan yang baru. TYM..Baca Selanjutnya..
Ibuini mendapatkan penghiburan di dalam kedukaan. Dukacita itu akan digantikan dengan sukacita karena Tuhan yang menolongnya. Paulus ketika menulis surat Filipi yang terkenal dengan nada sukacita justru ditulisnya pada saat ia berada dalam banyak kesulitan. Paulus menuliskan surat Filipi di penjara yang gelap; lembab; bau dan saya membayangkan
Hadirinjamaah Jumat rahimakumullah, Mungkin dari kita semua
Alkitabmenyatakan bahwa "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus" ( 2 Korintus 5:19 ). Jadi, tak perlu diragukan lagi bahwa Bapa pun turut merasakan penderitaan Anak-Nya di Kalvari. Betapa indahnya ketika kita mengetahui bahwa kita mempunyai Bapa yang penuh kasih di surga. Dan, karena Yesus telah mati di kayu salib bagi kita, maka
tmmikP. f8k7t6isv1.pages.dev/148f8k7t6isv1.pages.dev/67f8k7t6isv1.pages.dev/250f8k7t6isv1.pages.dev/19f8k7t6isv1.pages.dev/431f8k7t6isv1.pages.dev/402f8k7t6isv1.pages.dev/321f8k7t6isv1.pages.dev/13
khotbah dukacita kematian seorang ayah